January 14, 2012

Adventure on December 2011 (Part 1)

Saya tidak pernah menyangka, selanjutnya apa yang akan saya kerjakan setelah lulus dari masa-masa kuliah. Dulu, waktu saya tes interview, 2 orang partner (alias setingkat direktur kalo di perusahaan) menanyakan 1 hal.

"Mengapa kamu ingin jadi auditor, kamu perempuan, dan tugas auditor berat, memakan banyak waktu untuk lembur, dan butuh fisik dan mental yang kuat."

"Saya suka traveling"

"Selain itu??" tanya mereka sambil tertawa.

"Saya suka pekerjaan yang tidak monoton, dan banyak bertemu hal baru."

Jadi, jawaban dari pertanyaan itu membuat bapak-bapak itu tertawa. Ini anak mau kerja atau mau jalan-jalan?? tapi itu jawaban yang cukup jujur untuk anak ingusan yang baru lulus kuliah dan gak tau apa-apa. Tapi, dalam batin, saya punya misi tersendiri, bahwa tidak ada bidang pekerjaan lain yang bisa memberikan saya akses untuk masuk ke perusahaan termasuk membongkar semua rahasia-rahasia di dalamnya, supaya saya bisa belajar dan menambah semua ilmu dan kemampuan. Tentu, kode etik kerahasiaan klien harus tetap dijaga. karna hanya seorang auditor yang tau tentang seluk beluk perusahaan yang mereka audit.

Well, ketika saya di rekrut oleh seorang senior dan diajukan oleh manajer dan direktur untuk audit Perkebunan milik BUMN di Medan, saat itulah nafas baru dimulai. Sepanjang perjalanan audit itu, saya belajar bagaimana rasanya hidup mandiri. Kami ditugaskan 10 orang dan dibagi dalam 4 kelompok untuk audit semua kebun di seluruh Sumatra Utara milik BUMN tersebut.

Selama audit kami masuk ke kantor kebun, kami belajar untuk meeting dan bertemu dengan para manajer. Mengumpulkan semua data yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan, dan rasanya ingin tenggelam dalam tumpukan kertas. Bayangkan saja, 1 kelompok harus mengaudit 3 Distrik, 6 Kebun, dan 1 Pabrik Kelapa SAwit. Kalikan saja ribuan kertas itu dengan 10x audit. Dan 1x audit harus selesai dalam jangka waktu 1-4 hari. Disela-sela itu saya harus observasi keliling setiap kebun yang luasnya *bujubuneng* berhektar-hektar.

Begitu kebunnya, 

dan Begini luasnya ,


Selama itu berusaha untuk tidak mengeluh seberapa panjang dan lelah menuju kebun, seberapa lama saya bisa tidur dalam sehari, seberapa lelah setelah pulang dari observasi harus melanjutkan audit smua dokumen. Setiap hari saya harus menghadapi seluruh bagian kantor, dan meminta semua dokumen, mulai dari bagian kontrak, produksi, aset, pencatatan jurnal, penggajian, personalia, pajak, dan masih banyak lagi, dan semuanya saya harus telan dokumen-dokumen itu untuk saya audit.

Tidak jarang ketika mendapatkan temuan, saya harus pintar berkomunikasi dengan bapak-bapak dan ibu-ibu tersebut, mengapa begini dan begitu. Berdebat panjang soal aturan yang tidak boleh dilanggar menurut standar akuntansi, mana yang harus diperbaiki, ditambahkan dan dirubah. Dan semua itu hampir sama skali tidak ada tulisan. Smuanya berupa angka, angka, dan angka. Dan mengaudit 1 kebun harus sendirian. ya SENDIRIAN! tidak ada siapapun yang menemani, mengajari, ataupun memberikan petunjuk. Semua bergerak sendiri, berpikir, dan belajar sendiri, semua itu dapat bergerak karna didorong rasa ingin tahu, ingin beljar, dan rasa skeptis yang tinggi. Tentu semua dilakukan dengan cepat karna ada deadline!

Untuk itu, saya belajar bagaimana saya berkomunikasi dengan semua karyawan di kantor, dan para pejabatnya disana. Belajar bagaimana sistem-sistem pencatatan itu bekerja. Semuanya dari ilmu penting sampai yang tidak penting. Ketika saya melewati hari pertama itu, sungguh berat. Tapi saya mulai berpikir bagaimana bekerja lebih cepat lagi agar semakin banyak hal yang saya ketahui. Ini petualangan yang hebat di awal-awal saya bekerja, melebihi standar kerja karyawan-karyawan lain di perusahaan yang hanya sibuk di bagiannya tanpa mengerti bagian pekerjaan lain. Aku beruntung mendapatkan ini semua. Ini titik awal dari pencarian rencana ke depan. :)

Ini yang saya lakukan ketika lelah:
 









Melepas *topi-kaleng*, dan menutup buku acuan.

No comments:

Post a Comment