Tadi saya dan sahabat dengan penuh rasa penasaran meluangkan waktu untuk pergi menonton "Sang Pencerah" isinya dikemas apik dengan setting yang bagus untuk menyuguhkan cerita yang hayati.
Jadi begini...*ehem*
Sosok KH Ahmad Dahlan ini sebenarnya seorang santri yang rendah hati dan mampu berbaur dengan berbagai kalangan untuk menyebarkan agama, dimana beliau tidak membatasi diri, tidak mengeksklusifkan agama, dan berusaha menyentuh orang-orang dari berbagai kalangan yang tidak mengerti pendidikan agama.
Yang menjadi perhatian di sini adalah, bahwa jaman primitif ini dari dulu hingga sekarang masih tetap ada. Seperti masalah sepele dalam cerita ini, bahwa Kyiai tidak memakai baju yang dipakai seperti baju kyiai lainnya, ia memakai baju beskap adat Jawa seperti orang Belanda-Jawa. Lantas, semua warga Kauman menjulukinya seorang yang kafir karena pakaian tersebut.
"Ooooo...jadi apa bedanya dengan orang-orang jaman sekarang yaang mengatakan wanita tidak berjilbab itu adalah orang kafir."
Sahut saya dengan kencang ditengah-tengah cerita, dan penduduk bioskop yang ditempati oleh sebagian besar jilbabers. Yang mungkin ada yang tersinggung karena dengar saya bilang begitu.
maap yey muslimin yang shaleh! *tangan nge-piece
Pakaian, jilbab, dan agama bagi saya tidak ada hubungannya, selama tidak melanggar asusila. Prinsip saya adalah: "Sebelum menggunakan jilbab kepala, jilbabi lah hati terlebih dahulu, itu yang terpenting."
Makanya kalian kan tahu, jika yang munafik-munafik itu sangat dibenci Allah SWT loch, dan yang fanatik-fanatik itu adalah jalan menuju pembodohan.
No comments:
Post a Comment