August 05, 2010

Sedikit Egois..

Hari ini adalah hari terakhir di kampus. Melirik kembali euforia kelas oleh generasi bawah, yang hiruk pikuknya tidak akan terlupa pada masa-masa itu. Begitu penatnya sampai-sampai saya muak dan segera ingin lulus secepatnya. Berkat dosen yang terkadang terjebak moody untuk mengajar, menyindir saya karna tidak pernah datang tepat waktu, atau sekedar menegur karena hape berbunyi di dalam kelas, dan memberikan sejumlah pertanyaan sulit karna saya suka menertawakan sahabat dan melempar buntelan kosong ke bangku sebelah.

Layaknya itik belajar terbang, meskipun tidak bisa, belajar menjadi itik terbaik di dunia lebih baik daripada itik bisa terbang. Berenang dengan cara terbaik, bertelur dengan cara terbaik, mencari makan dengan cara yang terbaik pula.

Kadang saya merasa kesepian setelah ini. Ketika saya pergi, entah sahabat-sahabat saya pergi melancong ke daerah mana, bertaruh pada nasib dan kehidupannya masing-masing di dunia berbeda, di komunitas yang berbeda, tujuan-tujuan yang sudah tidak berbarengan lagi. Yang penting bagaimana kami memuaskan perut sendiri-sendiri dan keluarga tanpa mengusik ketentraman orang lain.

Tidakkah itu terdengar sangat egois?

Setelah melankolis dunia kampus ini selesai, saya mulai berpikir bagaimana selanjutnya? Membaca semua buku-buku, memborong semua ilmu-ilmu tambahan, dan berjudi dengan masa-masa pencarian pekerjaan. Sepertinya saya melupakan nasib teman seperjuangan, melupakan jasa-jasa pendidik saya, dan melupakan orang-orang yang pernah membantu saya untuk memberikan pengalaman yang begitu berharga.

Yang saya pikir, saya harus bagaimana, saya mau dibawa kemana, dimanakah ada peluang, bagaimana bisa mencapai kesejahteraan, berapa uang yang harus terkumpul beberapa tahun kedepan, bla...bla..bla...

Mungkin saja idealis itu hilang, entahlah, rasa-rasanya setelah bukan lagi menjadi mahasiswa, kerap menjadi egois, kata bijak yang cuma dikata saja, memaknai hidup yang gelombangnya seperti taruhan saja.Ya, Setelah ini, rasanya saya hanya ingin menjadi seperti itik-itik terbaik, meskipun tak dapat terbang. Itu sudah cukup.

No comments:

Post a Comment