Surat masa depan tahun 2067;
Aku Si tua renta, fase terakhir dari beberapa zaman. Sudah buntung nafsu. Setelah lamat-lamat memutar makna. Namun, masih saja bertanya -tanya. Apa itu hidup? Mencari kebahagiaan? Ah, Bukan. Itu bohong. Bayangkan saja Muda sulitnya sekolah. Lulus sulitnya mencari kerja. Kerja sulitnya mencari uang. Menikah sulitnya mempertahankan. Melahirkan sulitnya jadi orang tua. Dan sekarang aku sudah tua, lagi-lagi sulitnya bisa awet muda. Meskipun cucu-cucuku memaksaku menangkap balon-balon terbang, agar garis-garis pipiku terangkat.
Duniawi yang anggun, aku tersenyum simpul melihat setumpuk foto-foto album di kolong meja tamu,sambil menikmati kursi goyang ini, dan memamerkannya pada keturunanku yang muda penuh gairah. Aku tidak pernah menginginkan umur yang panjang, jika dosa itu runtun tiada batas. Setelah tugasku selesai, mudahkanlah aku menuju surga-Mu yang abadi.
Jika demikian adanya, redamlah aku untuk sejenak tenang menghitung mundur dari tahun 1987.
Jika demikian adanya, redamlah aku untuk sejenak tenang menghitung mundur dari tahun 1987.
No comments:
Post a Comment