Dari sejak jaman dulu, Al-Quran selalu menunjukkan yang namanya perbedaan wanita dengan pria. Seiring berkembangnya waktu berkembanglah pemahaman modern seputar "Emansipasi Wanita".
Emansipasi wanita? kedengaran seperti EXCUSE, atau semacam toleransi bahwa wanita punya kesetaraan dengan pria. Yaitu, bagaimana wanita sanggup mengerjakan pekerjaan pria dan punya pengakuan yang sama terhadap kemampuan wanita yang disejajarkan dengan pria. Mungkin ini terlalu kaku. Mungkin, ehem! bigini saja.
Kalau saya nantinya menjadi seorang wanita karir sekaligus menjadi seorang ibu apakah mungkin semua pekerjaan rumah dan kantor harus saya yang tanggung sekaligus?? Berangkat pagi, menyiapkan sarapan untuk suami dan anak, lalu pergi bekerja, pulang larut, cucian pakaian dan piring berserakan, anak sudah tidur tanpa sempat berkomunikasi dengan ibunya, pagi-pagi berangkat kantor lagi, anak pergi sekolah, dan berbagai masalah lainnya yang membuat keadaan menjadi semakin parah.
Lalu, sebulan, dua bulan kemudian. Si ibu cuma bisa berteriak kesal, dan akhirnya stress lalu masuk rumah sakit.
Mungkin para partner pria ini mencoba membesarkan hati istrinya di media masa.
"Saya bangga dengan istri saya. Dia adalah wanita Super Woman, selain bekerja di kantor sebagai seorang wanita karir dy juga masih sempat mengurus semua pekerjaan rumah tangganya sebagai seorang ibu. Dia sungguh istimewa."
(Versi koran "mana ya? saya lupa")
Lalu si partner istri ini merasa tersanjung dengan foto nyengir di koran bersama keluarganya karna bangga dengan pujian suaminya. Lalu seperti biasa dia mengerjakan semuanya dengan begitu sempurna, sampai suaminya berperut buncit karna malas membantu istrinya di rumah.
Kalau boleh saya bilang. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan esensi emansesapi yang Lebay digembor-gemborkan itu. Entahlah nantinya saya menikah dengan siapa akan saya katakan dengan jujur
"i'm not a Super Woman cinta. Jadi, mari kita bekerja sama untuk membereskan semuanya yang ada di rumah. Aku, kamu, kita sama-sama.Ok!? Oke sajalah ya. Sekarang bantu saya untuk mencuci piring-piring ini. Saya mau menina bobokkan si kecil. Setelah itu kita bisa gantian saling memijat punggung."
Seperti ini rasanya terdengar lebih kompak. Iya gak? iya gak? iya kan??
No comments:
Post a Comment