Kadang saya merasa capek. Melihat tingkah pria-pria yang notabene gak bisa diatur sikapnya. Tak punya malu. Sekaligus tak punya hati. Sedangkan yang jadi korban lagi-lagi adalah wanita.
Kepada wanita A, dy bilang maap yah gak bakal ngulangin lagi, Sumpah deh!
(Entahlah itu sumpah kambing atau sumpah apalah namanya, Mungkin bilang begitu dalam keadaan panik)
Kepada wanita B, dy bilang aku sudah tidak berhubungan lagi dengan wanita itu, kenapa masih gak percaya?
(Mengapa rasa percaya atau tidak percaya harus dipaksa?)
Kasihan. Itulah bukti mengapa pria sepertinya takut sekali dengan rasa kesepian, jika tidak ada dua wanita, dunia berasa hampa, air laut kering, dunia tak berbunga (ini kalimat apa ya?kayanya gak sampe segitunya) dan wanita pun mau gak mau mencari kenyamanan emosional dengan pria yang tadi suka main sumpah-sumpahan sama janji-janji angin. Sampai akhirnya cinta terlanjur masuk comberan. Kadang saya bertanya, pria sumpah-sumpahan ini kapan lelahnya? apa sampai alat vitalnya bengkok ke kiri dan ke kanan? (ah, kalo yang ini tidak logis).
Tapi kalo dipikir-pikir masa saya egois? Saya pernah selingkuh lho. Sumpah! dan itu buat saya menyesal. (Sumpah? kenapa sepertinya saya mulai ikut-ikut bilang sumpah). Saya tidak marah dengan siapapun yang berkhianat. Hanya saja sudah mati rasa. Dan akhirnya, tidak ada lagi yang harus dipercaya. Mungkin terlebih dahulu saya harus bersenang-senang di atas Bianglala pasar malam atau naik sapu sihir yang bisa terbang keliling angkasa, untuk mengobati rasa sakit yang gak ketulungan. Sampai saya bisa melupakan tadi pria itu bilang sumpah apaan ya? dan menemukan kembali seseorang yang hidupnya gak pake janji dan sumpah tapi dy bisa membuat saya terbang seperti naik sapu sihir dan terbang keliling angkasa.
p.s: Maaf, "Beratnya Cintamu Tak Seberat Muatanku." (Ini habis liat tulisan truk luar kota)
No comments:
Post a Comment